Welcome in EronBudiman's Blog..enjoy read my blog...^^

Kamis, 14 Juli 2011

K-Pop Addicted : dahsyatnya serangan Korean Wave (part 2)


    1. Pengaruh Kebudayaan Korea yang Membius Dunia
K-Pop memang tidak ada habisnya untuk menjadi bahan perbincangan. K-Pop merupakan salah satu bentuk serangan gelombang kebudayaan Korea Selatan yang biasa disebut dengan “Hallyu”. Selain “Hallyu” dalam bentuk musik, kebudayaan Korea Selatan juga menyerbu dunia dalam bidang lain, seperti film, serial drama TV, video game, bahkan kartun atau animasi Korea Selatan yang disebut dengan Manwha. Menurut data-data informasi yang ada, keberhasilan Korea dalam mengekspor industri hiburan dimulai sejak akhir tahun 1990-an ke berbagai negara di Asia, seperti Jepang, China hingga negara-negara di Asia Tenggara. Mungkin dari pembaca ada yang pernah menonton drama Korea seperti Winter Sonata, Endless Love, My Sassy Girl Choon hyang, Full House, atau Boys Before Flower, yang biasa diputar di stasiun televisi lokal.


Seperti yang diprediksi oleh Korea Creative Content Agency, tahun 2011 Korea Selatan akan terus mengekspor konten, seperti video games, serial drama tv, musik, hingga mencapai nilai US$ 3,8 Miliar (atau sekitar Rp 32,5 Trilliun). Jumlah itu meningkat lebih tajam dibandingkan pada tahun 2007 , di mana Kementrian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan mencatat, ekspor konten hiburan tahun itu baru sekitar US$ 1,4 Miliar (atau sekitar Rp 12 Triliun).

Menurut artikel di situs KoreaHerald menjelaskan, Lee Soo-man, perwakilan dari agensi musik SM Entertainment (manajemen Super Junior dan SNSD), mengatakan bahwa “teknologi kebudayaan” Korea akan dikembangkan dalam tiga tahapan. Pertama, mengekspor produk budaya Korea ke luar negeri. Kedua, memperluas jangkauan pasar melalui berbagai kerjasama dengan lembaga luar negeri. Dan terakhir, melokalisasi K-Pop serta berbagi nilai tambah. Strategi ini merefleksikan keyakinan mereka atas kualitas produk, seperti halnya yang telah mereka buktikan di Prancis, beberapa pekan lalu.

Salah satu kunci kesuksesan industri kebudayaan Korea Selatan, khususnya di Asia, adalah karena konten mereka berkualitas, namun relatif lebih murah daripada konten yang sama yang berasal dari barat. Seperti konten Korea yaitu serial drama televisi, memang lebih populer dari serial drama televisi dari barat karena mengandung nilai budaya Asia yang lebih kental. Meskipun terdapat kendala dalam hal bahasa yang digunakan, masyarakat Asia memiliki kesamaan mentalitas ketimuran. Dengan adanya persamaan adat ketimuran itulah yang menjadikan konten Korea tidak ada hambatan kultural ketika konten Korea masuk ke sebuah negara di Asia, khususnya di Indonesia sendiri.

2. Virus yang menyebar di segala aspek bidang

Virus demam Korea memang sedang melanda kaum remaja di Indonesia. Tidak hanya style ala Super Junior saja yang membius, melainkan artis Korea lainnya seperti Kim Hyoong Jun juga membius kaum remaja di Tanah Air, khususnya kaum remaja putri. Beberapa salon potong rambut mendapat berkah atas fenomena tersebut. Kita ambil contoh Salon Habb yang memang spesialis memotong rambut ala Jepang dan Korea. Salon tersebut mendapat omzet hingga Rp 5-20 juta per hari. Dwi, yang merupakan pendiri Salon Habb sejak tahun 2004 menjelaskan bahwa rata-rata yang menjadi pelanggannya setiap hari adalah kalangan dewasa. Mereka bahkan ingin model rambutnya ala artis dari Korea, setelah mereka menonton serial drama televisi dari negeri ginseng tersebut.

Bukan hanya fashion dan style saja yang telah terjangkit virus ini. Film kartun atau animasi Korea juga banyak menyedot animo masyarakat di seluruh dunia. Sebut saja Bernard Bear, Pororo si Penguin imut, dll. Game online buatan Korea juga banyak digandrungi. Di bidang kuliner pun turut terkena virus ini. Makanan yang berbau Korea merebak begitu luas. Sekarang banyak kita dapati restoran atau rumah makan yang menjual menu masakan khas Korea atau biro perjalanan yang menawarkan paket wisata khusus ke negeri ginseng tersebut. Menurut Vice President Corporate Comunication Garuda Indonesia, Pujobroto mengatakan, rute perjalanan Jakarta-Seoul meningkat tajam, lebih dari 90%.
Selain melanda sektor pariwisata dan kuliner, virus demam Korea juga berdampak pada peningkatan tempat kursus bahasa Korea yang semakin menjamur. Melihat situasi seperti ini promotor musik tak menyia-nyiakan kesempatan langka seperti ini. Dari sekian banyak promotor, adalah BlackRock Entertainment yang berhasil mengundang dan membawa langsung artis-artis Korea dalam sebuah acara bertajuk “Fantastictop Festival” seperti 2AM, Miss A, Kim Hyung Joon, Joo, dan San E.

Sampai hari ini, Hallyu, K-pop, serta gelombang budaya pop Korea lainnya, masih terus menyebar, seperti virus yang ganas dan mematikan.....

Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya fans K-Pop...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...